Television has transformed politics in the United States by changing the way in which information is disseminated, by altering political campaigns, and by changing citizen's patterns of response to politics. By giving citizens independent access to the candidates, television diminished the role of the political party in the selection of the major party candidates. By centering politics on the person of the candidate, television accelerated the citizen's focus on character rather than issues.
Television has altered the forms of political communication as well. The messages on which most of us rely are briefer than they once were. The stump speech, a political speech given by traveling politicians and lasting 3/2 to 2 hours, which characterized nineteenth-century political discourse, has given way to the 30-second advertisement and the 10-second "sound bite" in broadcast news. Increasingly the audience for speeches is not that standing in front of the politician but rather the viewing audience who will hear and see a snippet of the speech on the news.
In these abbreviated forms, much of what constituted the traditional political discourse of earlier ages has been lost. In 15 or 30 seconds, a speaker cannot establish the historical context that shaped the issue in question, cannot detail the probable causes of the problem, and cannot examine alternative proposals to argue that one is preferable to others. In snippets, politicians assert but do not argue.
Because television is an intimate medium, speaking through it requires a changed political style that was more conversational, personal, and visual than that of the old-style stump speech. Reliance on television means that increasingly our political world contains memorable pictures rather than memorable words. Schools teach us to analyze words and print. However, in a world in which politics is increasingly visual, informed citizenship requires a new set of skills.
Recognizing the power of television’s pictures, politicians craft televisual, staged events, called pseudo-event, designed to attract media coverage. Much of the political activity we see on television news has been crafted by politicians, their speechwriters, and their public relations advisers for televised consumption. Sound bites in news and answers to questions in debates increasingly sound like advertisements.
---------------------------------------------------------------------------------
Televisi telah mengubah politik di Amerika Serikat dengan mengubah cara informasi disebarkan, dengan mengubah kampanye politik, dan dengan mengubah pola tanggapan warga terhadap politik. Dengan memberi warga akses langsung kepada para kandidat, televisi mengurangi peran partai politik dalam pemilihan kandidat partai besar. Dengan memusatkan politik pada pribadi kandidat, televisi mempercepat fokus warga pada karakter daripada isu.
Televisi juga telah mengubah bentuk komunikasi politik. Pesan-pesan yang sebagian besar kita andalkan sekarang lebih singkat dibandingkan sebelumnya. Pidato keliling, yaitu pidato politik yang disampaikan oleh politisi keliling dan berlangsung selama 1,5 hingga 2 jam, yang menjadi ciri wacana politik abad ke-19, telah digantikan oleh iklan berdurasi 30 detik dan “potongan suara” berdurasi 10 detik dalam berita siaran. Semakin banyak audiens pidato bukanlah mereka yang berdiri di depan politisi, melainkan pemirsa televisi yang mendengar dan melihat cuplikan singkat pidato dalam berita.
Dalam bentuk-bentuk singkat ini, banyak hal yang membentuk wacana politik tradisional pada masa-masa sebelumnya telah hilang. Dalam 15 atau 30 detik, seorang pembicara tidak dapat menjelaskan konteks sejarah yang membentuk isu yang dimaksud, tidak dapat merinci kemungkinan penyebab masalah, dan tidak dapat menguji alternatif usulan untuk menunjukkan bahwa salah satunya lebih baik daripada yang lain. Dalam cuplikan singkat, politisi menyatakan sesuatu tetapi tidak berargumen.
Karena televisi adalah media yang bersifat intim, berbicara melalui televisi memerlukan gaya politik yang lebih bersifat percakapan, pribadi, dan visual dibandingkan dengan pidato keliling gaya lama. Ketergantungan pada televisi berarti bahwa semakin lama dunia politik kita berisi gambar-gambar yang mudah diingat daripada kata-kata yang mudah diingat. Sekolah mengajarkan kita untuk menganalisis kata-kata dan tulisan. Namun, dalam dunia di mana politik semakin visual, kewarganegaraan yang terinformasi membutuhkan seperangkat keterampilan baru.
Menyadari kekuatan gambar televisi, politisi menciptakan acara televisual yang direkayasa, disebut pseudo-event, yang dirancang untuk menarik liputan media. Banyak dari aktivitas politik yang kita lihat di berita televisi telah dibuat oleh politisi, penulis pidato mereka, dan penasihat hubungan masyarakat mereka untuk konsumsi televisi. Potongan suara dalam berita dan jawaban atas pertanyaan dalam debat semakin terdengar seperti iklan.
No comments:
Post a Comment