A folk culture is small, isolated, cohesive, conservative, nearly self-sufficient group that is homogeneous in custom and race, with a strong family or clan structure and highly developed rituals. Order is maintained through sanctions based in the religion or family, and interpersonal relationships are strong. Tradition is paramount, and change comes infrequently and slowly. There is relatively little division of labor into specialized duties. Rather, each person is expected to perform a great variety of tasks, though duties many differ between the sexes. Most goods are handmade, and a subsistence economy prevails. Individualism is weakly developed in folk cultures, as are social classes. Unaltered folk cultures no longer exist in industrialized countries such as the United States and Canada. Perhaps the nearest modern-equivalent in Anglo-America is the Amish, a German American farming sect that largely renounces the products and labor saving device of the industrial age. In Amish areas, horse-drawn buggies still serve as a local transportation device, and the faithful are not permitted to own automobiles. The Amish's central religious concept of Demut, "humility", clearly reflects the weakness of individualism and social class so typical of folk cultures, and there is a corresponding strength of Amish group identity. Rarely do the Amish marry outside their sect. The religion, a variety of the Mennonite faith, provides the principal mechanism for maintaining order.
By contrast, a popular culture is a large heterogeneous group, often highly individualistic and constantly changing. Relationships tend to be impersonal, and a pronounced division of labor exists, leading to the establishment of many specialized professions. Secular institutions of control such as the police and army take the place of religion and family in maintaining order, and a money-based economy prevails. Because of these contrasts, "popular" may be viewed as clearly different from "folk".
The popular is replacing the folk in industrialized countries and in many developing nations. Folk-made objects give way to their popular equivalent, usually because the popular item is more quickly or cheaply produced, is easier or time saving to use, or lends more prestige to the owner.
---------------------
Budaya rakyat (folk culture) adalah kelompok kecil, terisolasi, kohesif, konservatif, dan hampir mandiri yang homogen dalam kebiasaan dan ras, dengan struktur keluarga atau klan yang kuat serta ritual yang sangat berkembang. Ketertiban dipertahankan melalui sanksi yang didasarkan pada agama atau keluarga, dan hubungan antarpribadi sangat kuat. Tradisi adalah yang utama, dan perubahan terjadi jarang dan perlahan. Pembagian kerja ke dalam tugas-tugas khusus relatif sedikit. Sebaliknya, setiap orang diharapkan melakukan berbagai macam tugas, meskipun tugas-tugas tersebut sering berbeda antara laki-laki dan perempuan. Sebagian besar barang dibuat secara manual, dan ekonomi subsisten berlaku. Individualisme berkembang lemah dalam budaya rakyat, begitu juga dengan kelas sosial. Budaya rakyat yang belum berubah tidak lagi ada di negara-negara industri seperti Amerika Serikat dan Kanada. Mungkin yang paling mendekati budaya rakyat modern di Anglo-Amerika adalah kelompok Amish, sebuah sekte pertanian Jerman-Amerika yang sebagian besar menolak produk dan alat penghemat tenaga kerja dari era industri. Di wilayah Amish, kereta kuda masih digunakan sebagai alat transportasi lokal, dan para penganut setia tidak diizinkan memiliki mobil. Konsep keagamaan utama Amish yang disebut Demut, yang berarti "kerendahan hati", secara jelas mencerminkan lemahnya individualisme dan kelas sosial yang khas dalam budaya rakyat, dan ada kekuatan identitas kelompok Amish yang menyertainya. Jarang sekali orang Amish menikah di luar sektenya. Agama mereka, yang merupakan salah satu bentuk dari kepercayaan Mennonite, menjadi mekanisme utama untuk menjaga ketertiban.
Sebaliknya, budaya populer adalah kelompok besar yang heterogen, seringkali sangat individualistik dan terus berubah. Hubungan cenderung tidak bersifat pribadi, dan terdapat pembagian kerja yang jelas, yang mengarah pada pembentukan banyak profesi khusus. Lembaga sekuler seperti polisi dan militer menggantikan peran agama dan keluarga dalam menjaga ketertiban, dan ekonomi berbasis uang berlaku. Karena perbedaan-perbedaan ini, budaya “populer” dapat dipandang sangat berbeda dari budaya “rakyat”.
Budaya populer menggantikan budaya rakyat di negara-negara industri dan di banyak negara berkembang. Benda-benda buatan rakyat digantikan oleh padanannya yang populer, biasanya karena barang-barang populer diproduksi lebih cepat atau lebih murah, lebih mudah atau menghemat waktu dalam penggunaannya, atau memberikan prestise lebih tinggi kepada pemiliknya.
No comments:
Post a Comment