Legend has it that sometime toward the end of the Civil War (1861–1865) a government train carrying oxen traveling through the northern plains of eastern Wyoming was caught in a snowstorm and had to be abandoned. The driver returned the next spring to see what had become of his cargo. Instead of the skeletons he expected to find, he saw his oxen, live, fat, and healthy.
The answer lay in a resource that unknowing Americans lands trampled underfoot in their haste to cross the “Great American Desert” to reach lands that sometimes proved barren. In the eastern parts of the United States, the principal grass for forage was a cultivated plant. It grew well with enough rain, then when cut and stored it would cure and become nourishing hay for winter feed. But in the dry grazing lands of the West that familiar bluejoint grass was often killed by drought. To raise cattle out there seemed risky or even hopeless.
Who could imagine a fairy-tale grass that required no rain and somehow made it possible for cattle to feed themselves all winter? But the surprising western wild grasses did just that. They had wonderfully convenient features that made them superior to the cultivated eastern grasses. Variously known as buffalo grass, grama grass, or mesquite grass, not only were they immune to drought; but they were actually preserved by the lack of summer and autumn rains. They were not juicy like the cultivated eastern grasses, but had short, hard stems. And they did not need to be cured in a barn, but dried right where they grew on the ground. When they dried in this way, they remained naturally sweet and nourishing through the winter. Cattle left outdoors to fend for themselves thrived on this hay. And the cattle themselves helped plant the fresh grass year after year for they trampled the natural seeds firmly into the soil to be watered by the melting snows of winter and the occasional rains of spring. The dry summer air cured them much as storing in a barn cured the cultivated grasses.
---------------
Konon, menjelang akhir Perang Saudara (1861–1865), sebuah kereta pemerintah yang mengangkut sapi jantan melintasi dataran utara Wyoming bagian timur terjebak dalam badai salju dan harus ditinggalkan. Sang pengemudi kembali musim semi berikutnya untuk melihat apa yang terjadi dengan muatannya. Alih-alih menemukan kerangka-kerangka seperti yang ia perkirakan, ia melihat sapi-sapinya hidup, gemuk, dan sehat.
Jawabannya terletak pada sumber daya yang diinjak-injak tanpa disadari oleh orang Amerika dalam terburu-buru melintasi “Great American Desert” untuk mencapai tanah-tanah yang kadang ternyata tandus. Di bagian timur Amerika Serikat, rumput utama untuk pakan ternak adalah tanaman budidaya. Rumput ini tumbuh baik jika cukup hujan, dan ketika dipotong serta disimpan, akan mengering menjadi jerami yang bergizi untuk pakan musim dingin. Tetapi di padang rumput kering wilayah Barat, rumput bluejoint yang dikenal itu sering mati karena kekeringan. Beternak sapi di sana tampak berisiko, bahkan nyaris mustahil.
Siapa yang bisa membayangkan ada rumput seperti dalam dongeng yang tidak membutuhkan hujan namun tetap memungkinkan sapi makan sendiri sepanjang musim dingin? Namun rumput liar barat yang mengejutkan itu memang seperti itu. Rumput ini memiliki ciri-ciri yang sangat praktis yang membuatnya lebih unggul dibandingkan rumput budidaya di timur. Dikenal dengan berbagai nama seperti buffalo grass, grama grass, atau mesquite grass, tidak hanya tahan terhadap kekeringan; mereka bahkan justru terawetkan karena tidak adanya hujan musim panas dan musim gugur. Rumput ini tidak berair seperti rumput timur yang dibudidayakan, tetapi memiliki batang pendek dan keras. Dan rumput ini tidak perlu dikeringkan di lumbung, melainkan mengering langsung di tempat tumbuhnya. Dalam kondisi kering seperti itu, rumput tetap manis secara alami dan bergizi selama musim dingin. Sapi-sapi yang dibiarkan di luar untuk mencari makan sendiri bertahan hidup dengan baik berkat jerami ini. Bahkan sapi-sapi itu membantu menanam kembali rumput baru dari tahun ke tahun karena mereka menginjak benih alami ke dalam tanah, yang kemudian disiram oleh salju yang mencair di musim dingin dan hujan yang sesekali turun di musim semi. Udara kering musim panas mengeringkan rumput ini sebagaimana proses pengeringan di lumbung pada rumput budidaya.
No comments:
Post a Comment