Glass is a remarkable substance made from the simplest raw materials. It can be colored or colorless, monochrome or polychrome, transparent, translucent, or opaque. It is lightweight, impermeable to liquids, readily cleaned and reused, durable yet fragile, and often very beautiful. Glass can be decorated in multiple ways and its optical properties are exceptional. In all its myriad forms—as tableware, containers, in architecture and design—glass represents a major achievement in the history of technological developments.
Since the Bronze Age about 3,000 B.C., glass has been used for making various kinds of objects. It was first made from a mixture of silica, lime and an alkali such as soda or potash, and these remained the basic ingredients of glass until the development of lead glass in the seventeenth century. When heated, the mixture becomes soft and malleable and can be formed by various techniques into a vast array of shapes and sizes. The homogeneous mass thus formed by melting then cools to create glass, but in contrast to most materials formed in this way (metals, for instance), glass lacks the crystalline structure normally associated with solids, and instead retains the random molecular structure of a liquid. In effect, as molten glass cools, it progressively stiffens until rigid, but does so without setting up a network of interlocking crystals customarily associated with that process. This is why glass shatters so easily when dealt a blow. Why glass deteriorates over time, especially when exposed to moisture, and why glassware must be slowly reheated and uniformly cooled after manufacture to release internal stresses induced by uneven cooling.
Another unusual feature of glass is the manner in which its viscosity changes as it turns from a cold substance into a hot, ductile liquid. Unlike metals that flow or “freeze” at specific temperatures, glass progressively softens as the temperature rises, going through varying stages of malleability until it flows like a thick syrup. Each stage of malleability allows the glass to be manipulated into various forms, by different techniques, and if suddenly cooled it will set and retain the shape achieved at that point. Glass is thus amenable to a greater number of heat-forming techniques than most other materials.
---------------------------
Kaca adalah zat yang luar biasa yang dibuat dari bahan mentah paling sederhana. Kaca dapat berwarna atau tidak berwarna, monokrom atau polikrom, transparan, tembus cahaya, atau buram. Kaca ringan, tidak tembus terhadap cairan, mudah dibersihkan dan digunakan kembali, tahan lama namun rapuh, dan seringkali sangat indah. Kaca dapat dihias dengan berbagai cara dan memiliki sifat optik yang luar biasa. Dalam berbagai bentuknya—seperti peralatan makan, wadah, arsitektur, dan desain—kaca merupakan pencapaian besar dalam sejarah perkembangan teknologi.
Sejak Zaman Perunggu sekitar 3.000 SM, kaca telah digunakan untuk membuat berbagai jenis benda. Awalnya, kaca dibuat dari campuran silika, kapur, dan alkali seperti soda atau potash, dan bahan-bahan ini tetap menjadi bahan dasar kaca hingga pengembangan kaca timbal pada abad ketujuh belas. Saat dipanaskan, campuran tersebut menjadi lunak dan mudah dibentuk, serta dapat dibentuk dengan berbagai teknik menjadi beragam bentuk dan ukuran. Massa homogen yang terbentuk dari peleburan kemudian mendingin dan menjadi kaca, tetapi berbeda dengan kebanyakan bahan yang terbentuk dengan cara ini (seperti logam, misalnya), kaca tidak memiliki struktur kristal yang biasanya dimiliki oleh benda padat, melainkan mempertahankan struktur molekul acak seperti cairan. Dengan kata lain, ketika kaca cair mendingin, ia secara bertahap mengeras hingga kaku, tetapi tidak membentuk jaringan kristal yang saling terkait sebagaimana biasanya terjadi pada proses itu. Inilah sebabnya kaca mudah pecah ketika mendapat benturan. Kaca juga memburuk seiring waktu, terutama ketika terkena kelembaban, dan peralatan kaca harus dipanaskan kembali secara perlahan serta didinginkan secara merata setelah diproduksi untuk menghilangkan tegangan internal yang disebabkan oleh pendinginan tidak merata.
Fitur lain yang tidak biasa dari kaca adalah cara viskositasnya berubah ketika berubah dari zat dingin menjadi cairan panas yang ulet. Berbeda dengan logam yang mengalir atau “membeku” pada suhu tertentu, kaca secara bertahap melunak seiring kenaikan suhu, melalui berbagai tahap kelenturan hingga akhirnya mengalir seperti sirup kental. Setiap tahap kelenturan memungkinkan kaca dimanipulasi menjadi berbagai bentuk dengan teknik yang berbeda, dan jika tiba-tiba didinginkan, kaca akan mengeras dan mempertahankan bentuk yang telah dicapai pada saat itu. Oleh karena itu, kaca dapat digunakan dalam lebih banyak teknik pembentukan panas dibandingkan kebanyakan bahan lainnya.
No comments:
Post a Comment