The development of jazz can be seen as part of the larger continuum of American popular music, especially dance music. In the twenties, jazz became the hottest new thing in dance music, much as ragtime had at the turn of the century, and as would rhythm and blues in the fifties, rock in the fifties, and disco in the seventies.
But two characteristics distinguish jazz from other dance music. The first is improvisation, the changing of a musical phrase according to the player’s inspiration. Like all artists, jazz musicians strive for an individual style, and the improvise or paraphrased is a jazz musician’s main opportunity to display his or her individuality. In early jazz, musicians often improvised melodies collectively, thus creating a kind of polyphony. There was little soloing as such, although some New Orleans players, particularly cornet player Buddy Bolden, achieved local fame for their ability to improvise a solo. Later the idea of the chorus-long or multichorus solo took hold. Louis Armstrong’s instrumental brilliance, demonstrated through extended solos, was a major influence in this development.
Even in the early twenties, however, some jazz bands had featured soloists. Similarly, show orchestras and carnival bands often included one or two such “get-off” musicians. Unimproved, completely structured jazz does exist, but the ability of the best jazz musicians to create music of great cohesion and beauty during performance has been a hallmark of the music and its major source of inspiration and change.
The second distinguishing characteristic of jazz is a rhythmic drive that was initially called “hot” and later “swing”. In playing hot, a musician consciously departs from strict meter to create a relaxed sense of phrasing that also emphasizes the underlying rhythms. (“Rough” tone and use of moderate vibrato also contributed to a hot sound). Not all jazz is hot however, many early bands played unadorned published arrangements of popular songs. Still, the proclivity to play hot distinguished the jazz musician from other instrumentalists.
---------------------------------------------
Perkembangan jazz dapat dilihat sebagai bagian dari kelanjutan yang lebih luas dari musik populer Amerika, khususnya musik dansa. Pada tahun 1920-an, jazz menjadi hal baru yang paling populer dalam musik dansa, seperti halnya ragtime pada pergantian abad, serta seperti rhythm and blues pada tahun 1950-an, rock pada tahun 1950-an, dan disco pada tahun 1970-an.
Namun ada dua ciri khas yang membedakan jazz dari musik dansa lainnya. Yang pertama adalah improvisasi, yaitu perubahan frasa musik sesuai dengan inspirasi pemain. Seperti semua seniman, musisi jazz berusaha memiliki gaya individual, dan improvisasi atau parafrasa merupakan kesempatan utama bagi musisi jazz untuk menampilkan kepribadian mereka. Pada jazz awal, para musisi sering mengimprovisasi melodi secara kolektif, sehingga menciptakan semacam polifoni. Hanya sedikit solo yang dimainkan, meskipun beberapa pemain New Orleans, khususnya pemain cornet Buddy Bolden, memperoleh ketenaran lokal karena kemampuan mereka berimprovisasi solo. Kemudian, muncul gagasan tentang solo panjang sepanjang satu chorus atau multichorus. Kejeniusan instrumental Louis Armstrong, yang ditunjukkan melalui solo panjangnya, menjadi pengaruh besar dalam perkembangan ini.
Bahkan pada awal tahun 1920-an, beberapa band jazz sudah menampilkan pemain solo. Demikian juga, orkestra pertunjukan dan band karnaval sering menyertakan satu atau dua musisi “get-off” semacam itu. Jazz yang tidak diimprovisasi dan sepenuhnya terstruktur memang ada, tetapi kemampuan musisi jazz terbaik untuk menciptakan musik yang kohesif dan indah saat pertunjukan telah menjadi ciri khas musik ini sekaligus sumber utama inspirasi dan perubahannya.
Ciri khas kedua dari jazz adalah dorongan ritmis yang awalnya disebut “hot” dan kemudian “swing”. Dalam memainkan hot, seorang musisi dengan sadar meninggalkan ketukan yang kaku untuk menciptakan rasa frasa yang lebih santai, yang juga menekankan ritme dasar. (Nada “kasar” dan penggunaan vibrato sedang juga turut berkontribusi pada suara hot). Namun tidak semua jazz bersifat hot; banyak band awal memainkan aransemen sederhana dari lagu-lagu populer yang sudah diterbitkan. Meski begitu, kecenderungan untuk memainkan hot membedakan musisi jazz dari pemain instrumen lainnya.
No comments:
Post a Comment