Reading 32: Lichens probably the hardiest of all plants, live where virtually nothing else can

Lichens probably the hardiest of all plants, live where virtually nothing else can — not just on rugged mountain peaks but also on sunbaked desert rocks. They are usually the first life to appear on a mountainside that has been scraped bare by an avalanche. Unlike other members of the plant kingdom, lichens are actually a partnership between two plants. The framework of a lichen is usually a network of minute hairlike fungus that anchors the plant. The other component is an alga (similar to the green film of plant life that grows on stagnant pools) that is distributed throughout the fungus. Being green plants, algae are capable of photosynthesis — that is, using energy from the Sun to manufacture their own food. The fungi are believed to supply water, minerals, and physical support to the partnership.

Lichens are famous for their ability to survive — water shortage. When water is scarce (as is often the case on a mountain), lichens may become dormant and remain in that condition for prolonged periods of time. Some lichens can even grow where there is no rain at all, surviving on only occasional dew — the moisture that condenses on the surface of the plants at night. And unlike most other plants, lichens are little affected by the strong ultraviolet rays in the mountains.

Lichens use little energy, for they grow slowly. Some grow so slowly and are so old that they are called "time stains." You may find lichens that are centuries old; certain of these lichen colonies have been established for an estimated 2,000 years.

For decades, scientists wondered how the offspring of an alga and a fungus got together to form a new lichen, it seemed unlikely that they would just happen to encounter one another. It was finally discovered that in many cases the two partners have never been separated. Stalklike "buds" that form on certain lichens are broken off by the wind or by animals; these, in turn, are blown to a new location.

------------------------------------

Lumut kerak (lichen) mungkin adalah tumbuhan paling tangguh dari semua tumbuhan, hidup di tempat di mana hampir tidak ada yang bisa hidup — tidak hanya di puncak gunung terjal tetapi juga di bebatuan gurun yang terpanggang matahari. Mereka biasanya merupakan kehidupan pertama yang muncul di lereng gunung yang telah terkikis bersih oleh longsoran salju. Tidak seperti anggota kerajaan tumbuhan lainnya, lumut kerak sebenarnya adalah kemitraan antara dua tumbuhan. Kerangka lumut kerak biasanya berupa jaringan jamur halus seperti rambut yang menambatkan tumbuhan tersebut. Komponen lainnya adalah alga (mirip dengan lapisan hijau kehidupan tumbuhan yang tumbuh di kolam yang tergenang) yang tersebar di seluruh jamur. Sebagai tumbuhan hijau, alga mampu melakukan fotosintesis — yaitu, menggunakan energi dari Matahari untuk menghasilkan makanannya sendiri. Jamur diyakini menyediakan air, mineral, dan dukungan fisik bagi kemitraan tersebut.

Lumut kerak terkenal karena kemampuannya bertahan hidup — kekurangan air. Ketika air langka (seperti sering terjadi di pegunungan), lumut kerak dapat menjadi tidak aktif dan tetap dalam kondisi itu untuk waktu yang lama. Beberapa lumut kerak bahkan dapat tumbuh di tempat yang sama sekali tidak turun hujan, hanya bertahan hidup dengan embun sesekali — kelembapan yang mengembun di permukaan tumbuhan pada malam hari. Dan tidak seperti kebanyakan tumbuhan lain, lumut kerak tidak terlalu terpengaruh oleh sinar ultraviolet kuat di pegunungan.

Lumut kerak menggunakan sedikit energi, karena mereka tumbuh lambat. Beberapa tumbuh sangat lambat dan sangat tua sehingga disebut "noda waktu." Anda mungkin menemukan lumut kerak yang berusia ratusan tahun; koloni lumut kerak tertentu diperkirakan telah ada selama sekitar 2.000 tahun.

Selama beberapa dekade, para ilmuwan bertanya-tanya bagaimana keturunan alga dan jamur dapat bersatu membentuk lumut kerak baru, karena tampaknya tidak mungkin mereka kebetulan bertemu satu sama lain. Akhirnya ditemukan bahwa dalam banyak kasus, kedua pasangan tersebut tidak pernah terpisah. "Tunas" seperti batang yang terbentuk pada lumut kerak tertentu akan patah karena angin atau oleh hewan; tunas ini kemudian terbawa ke lokasi baru.