Tuesday, September 16, 2025

Reading 33: The languages spoken by early Europeans are still shrouded in mystery

The languages spoken by early Europeans are still shrouded in mystery. There is no linguistic continuity between the languages of Old Europe (a term sometimes used for Europe between 7000 and 3000 B.C.) and the languages of the modern world, and we cannot yet translate the Old European script. Scholars have deciphered other ancient languages, such as Sumerian, Akkadian, and Babylonian, which used the cuneiform script, because of the fortuitous discovery of bilingual inscriptions. When cuneiform tablets were first discovered in the eighteenth century, scholars could not decipher them. Then inscriptions found in baa at the end of the eighteenth century provided a link: these inscriptions were written in cuneiform and in two other ancient languages, Old Persian and New Elamite – languages that had already been deciphered. It took several decades, but scholars eventually translated the ancient cuneiform script via the more familiar Old Persian language.

Similarly, the hieroglyphic writing of the Egyptians remained a mystery until French troops unearthed the famous Rosetta stone in the late eighteenth century. The stone carried the same message written in ancient Greek, Egyptian hieroglyphs, and Egyptian hieratic, a simplified form of hieroglyphs. The Rosetta stone thwarted scholars’ efforts for several decades until the early nineteenth century when several key hieroglyphic phrases were decoded using the Greek inscriptions. Unfortunately, we have no Old European Rosetta stone to chart correspondences between Old European script and the languages that replaced it.

The incursions of Indo-European tribes into Old Europe from the late fifth to the early third millennia B.C. caused a linguistic and cultural discontinuity. These incursions disrupted the Old European sedentary farming lifestyle that had existed for 3,000 years. As the Indo-Europeans encroached on Old Europe from the east, the continent underwent upheavals. These severely affected the Balkans, where the Old European cultures abundantly employed script. The Old European way of life deteriorated rapidly, although pockets of Old European culture remained for several millennia, new peoples spoke completely different languages belonging to the Indo-European linguistic family. The Old European language or languages, and the script used to write them, declined and eventually vanished.

-------------------------------------

Bahasa yang digunakan oleh orang Eropa awal masih diselimuti misteri. Tidak ada kesinambungan linguistik antara bahasa Eropa Kuno (istilah yang kadang digunakan untuk Eropa antara tahun 7000 hingga 3000 SM) dan bahasa dunia modern, dan hingga kini kita belum dapat menerjemahkan tulisan Eropa Kuno. Para ahli telah berhasil menguraikan bahasa-bahasa kuno lainnya, seperti Sumeria, Akkadia, dan Babilonia, yang menggunakan tulisan kuneiform, berkat penemuan tak sengaja berupa inskripsi dwibahasa. Ketika tablet kuneiform pertama kali ditemukan pada abad ke-18, para ahli tidak dapat membacanya. Kemudian inskripsi yang ditemukan di akhir abad ke-18 memberikan petunjuk: inskripsi ini ditulis dalam kuneiform dan dalam dua bahasa kuno lainnya, Persia Kuno dan Elam Baru – bahasa yang telah berhasil diuraikan sebelumnya. Butuh beberapa dekade, tetapi akhirnya para ahli berhasil menerjemahkan tulisan kuneiform kuno melalui bahasa Persia Kuno yang lebih dikenal.

Demikian pula, tulisan hieroglif Mesir tetap menjadi misteri hingga pasukan Prancis menemukan batu Rosetta yang terkenal pada akhir abad ke-18. Batu tersebut memuat pesan yang sama dalam bahasa Yunani kuno, hieroglif Mesir, dan hieratik Mesir, bentuk sederhana dari hieroglif. Batu Rosetta menggagalkan upaya para ahli selama beberapa dekade hingga awal abad ke-19, ketika sejumlah frasa kunci hieroglif berhasil diuraikan menggunakan inskripsi Yunani. Sayangnya, kita tidak memiliki batu Rosetta versi Eropa Kuno untuk memetakan keterkaitan antara tulisan Eropa Kuno dan bahasa-bahasa yang menggantikannya.

Invasi suku-suku Indo-Eropa ke Eropa Kuno dari akhir milenium kelima hingga awal milenium ketiga SM menyebabkan terputusnya kesinambungan bahasa dan budaya. Invasi ini mengganggu gaya hidup pertanian menetap masyarakat Eropa Kuno yang telah ada selama 3.000 tahun. Ketika orang Indo-Eropa memasuki wilayah Eropa Kuno dari timur, benua itu mengalami guncangan besar. Hal ini sangat memengaruhi Balkan, tempat budaya Eropa Kuno banyak menggunakan tulisan. Cara hidup Eropa Kuno dengan cepat mengalami kemunduran, meskipun sisa-sisa budaya Eropa Kuno tetap ada selama beberapa milenium. Bangsa-bangsa baru berbicara dengan bahasa yang sama sekali berbeda, yang termasuk dalam rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa atau bahasa-bahasa Eropa Kuno, beserta tulisan yang digunakan untuk menuliskannya, akhirnya menurun dan akhirnya lenyap.

No comments:

Post a Comment

Terjemahan 5: "I do not know what I may appear to the world

"I do not know what I may appear to the world ; but to myself I seem to have been only like a boy playing on the seashore, and divertin...