Monday, September 29, 2025

Reading 43 (Contoh Soal): The history of clinical nutrition, or the study of the relationship

The history of clinical nutrition, or the study of the relationship between health and how the body takes in and utilizes food substances, can be divided into four distinct eras. The first began in the nineteenth century and extended into the early twentieth century, when it was recognized for the first time that food contained constituents essential for human function and that different foods provided different amounts of these essential agents. Near the end of this era, research studies demonstrated that rapid weight loss was associated with nitrogen imbalance and could only be rectified by providing adequate dietary protein associated with certain foods.

The second era was initiated in the early decades of the twentieth century and might be called "the vitamin period." Vitamins came to be recognized in foods, and deficiency syndromes were described. As vitamins became recognized as essential food constituents necessary for health, it became tempting to suggest that every disease and condition for which there had been no previous effective treatment might be responsive to vitamin therapy. At that point in time, medical schools started to become more interested in having their curricula integrate nutritional concepts into the basic sciences. Much of the focus of this education was on the recognition of vitamin deficiency symptoms. Herein lay the beginning of what ultimately turned from ignorance to denial of the value of nutritional therapies in medicine. Reckless claims were made for effects of vitamins that went far beyond what could actually be achieved from their use.

In the third era of nutritional history, in the early 1950s to mid-1960s, vitamin therapy began to fall into disrepute. Concomitant with this, nutrition education in medical schools also became less popular. It was just a decade before this that many drug companies had found their vitamin sales skyrocketing and were quick to supply practicing physicians with generous samples of vitamins and literature extolling the virtue of supplementation for a variety of health-related conditions. Expectations as to the success of vitamins in disease control were exaggerated. As is known in retrospect, vitamin and mineral therapies are much less effective when applied to health-crisis conditions than when applied to long-term problems of undernutrition that lead to chronic health problems.

-----------------------------------------------------------------

Sejarah gizi klinis, atau studi tentang hubungan antara kesehatan dan bagaimana tubuh menerima serta memanfaatkan zat makanan, dapat dibagi menjadi empat era yang berbeda. Era pertama dimulai pada abad kesembilan belas dan berlanjut hingga awal abad kedua puluh, ketika untuk pertama kalinya diakui bahwa makanan mengandung unsur-unsur yang penting bagi fungsi manusia dan bahwa makanan yang berbeda menyediakan jumlah zat esensial yang berbeda pula. Menjelang akhir era ini, penelitian menunjukkan bahwa penurunan berat badan yang cepat berhubungan dengan ketidakseimbangan nitrogen dan hanya dapat diatasi dengan menyediakan protein makanan yang memadai yang terdapat pada makanan tertentu.

Era kedua dimulai pada dekade-dekade awal abad kedua puluh dan dapat disebut sebagai "periode vitamin." Vitamin mulai dikenali dalam makanan, dan sindrom kekurangan gizi dijelaskan. Ketika vitamin diakui sebagai unsur makanan esensial yang diperlukan untuk kesehatan, menjadi menggoda untuk menyarankan bahwa setiap penyakit dan kondisi yang sebelumnya tidak memiliki pengobatan efektif mungkin dapat ditangani dengan terapi vitamin. Pada saat itu, sekolah kedokteran mulai lebih tertarik untuk mengintegrasikan konsep gizi ke dalam ilmu dasar dalam kurikulum mereka. Sebagian besar fokus pendidikan ini adalah pada pengenalan gejala kekurangan vitamin. Di sinilah awal dari perubahan yang pada akhirnya bergeser dari ketidaktahuan menuju penolakan terhadap nilai terapi gizi dalam dunia kedokteran. Klaim sembrono dibuat mengenai efek vitamin yang jauh melampaui apa yang sebenarnya dapat dicapai dari penggunaannya.

Era ketiga dalam sejarah gizi, pada awal 1950-an hingga pertengahan 1960-an, terapi vitamin mulai kehilangan reputasinya. Seiring dengan itu, pendidikan gizi di sekolah kedokteran juga menjadi kurang populer. Hanya satu dekade sebelumnya banyak perusahaan obat menemukan bahwa penjualan vitamin mereka meroket dan mereka dengan cepat membekali para dokter praktik dengan sampel vitamin yang melimpah serta literatur yang memuji keutamaan suplementasi untuk berbagai kondisi kesehatan. Harapan akan keberhasilan vitamin dalam mengendalikan penyakit ternyata dilebih-lebihkan. Sebagaimana diketahui kemudian, terapi vitamin dan mineral jauh kurang efektif bila diterapkan pada kondisi krisis kesehatan dibandingkan ketika diterapkan pada masalah jangka panjang akibat kekurangan gizi yang menyebabkan penyakit kronis.

No comments:

Post a Comment

Reading 45 (Contoh Soal): By the turn of the century, the middle-class home

By the turn of the century, the middle-class home in North American had been transformed. "The flow of industry has passed and left id...